MENGULAS TENTANG KESADARAN MANUSIA
Oleh Rahmat Aji Laksono
Lying at the core of the human
condition, consciousness is what makes psychology a unified discipline
(Pickering, 1999).
Di dalam sejarah para filsuf dan
psikolog sering kali berbicara tentang problematika kesadaran, seolah
permasalahan tersebut merupakan masalah yang sudah jelas pemetaannya. Descrates
pernah menanggapi problematika kesadaran bahwa pikiran manusia merupakan entitas yang lebih tinggi tingkatannya dari
pada tubuh. Pikiran mempunyai prioritas atas tubuh. Fakta bahwa kita dapat
berpikir menunjukkan bahwa manusia merupakan entitas yang memiliki kesadaran.
Ada relasi internal antara kesadaran dan pikiran.
Kesadaran adalah suatu hal yang momok
jika elemen kesadaran itu hilang dari kehidupan kita. Dalam kesadaran terdapat
suatu unsur-unsur pembentuk. Di dalam buku “PERSPEKTIF Dari Spiritualitas Hidup
sampai dengan Hubungan Antar Bangsa” menyebutkan bahwa Unsur paling dasar (lima
unsur) adalah panca indra, yakni mata, telinga, hidung, kulit dan lidah. Dengan
panca indra ini, ”manusia” terhubung ke dunia. Namun, kelima panca indra ini
amatlah rapuh. Sedikit gangguan, misalnya luka, akan mengaburkan fungsinya.
Karena mereka begitu rapuh, informasi yang diperoleh dari kelima panca indra
ini pun tidak boleh dipercaya begitu saja.
Unsur
keenam adalah tubuh. Tubuh memiliki kesadarannya sendiri. Jantung berdetak.
Paru-paru bergerak. Darah mengalir. Semua tanpa diperintah, melainkan terjadi
secara alamiah. Sel-sel seluruh tubuh manusia juga hancur dan memperbaharui
dirinya sendiri setiap saat.
Unsur
ketujuh adalah pikiran. Dalam arti ini, pikiran adalah unsur yang memungkinkan
manusia merumuskan konsep-konsep. Misalnya konsep piring. Ada berbagai piring
di dunia dengan macam-macam bentuk. Namun, kita bisa mengenali, bahwa itu
adalah piring, walaupun warna dan bentuknya berbeda. Kita bisa melakukan ini,
karena kita memiliki konsep piring di dalam pikiran kita.
Unsur
ke delapan adalah penilaian. Setiap hari, kita membuat pilihan dalam hidup.
Pilihan tersebut mengandaikan, bahwa kita bisa membuat pertimbangan tentang apa
yang baik dan buruk, serta apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, demi
alasan keamanan, atau moralitas. Kita menjauhi api, karena api berbahaya untuk
kulit kita. Kita juga tidak membunuh orang, karena itu bertentangan dengan
hukum dan moralitas, serta membuat orang lain menderita. Pertimbangan dan
penilaian semacam itu menjadi mungkin, karena unsur ke delapan ini.
Unsur
ke sembilan adalah ingatan. Ingatan memungkinkan kita untuk belajar. Kita tidak
lagi mengulang kesalahan yang sama. Kita juga bisa mengumpulkan informasi, lalu
menggunakannya untuk memenuhi kepentingan kita, dan mewariskannya ke generasi
mendatang. Namun, ingatan juga bisa menjadi perusak, ketika ia tidak
terkendali, terutama ingatan tentang berbagai peristiwa buruk yang pernah kita
alami. Semua unsur ini, ada sembilan jumlahnya, bersifat rapuh. Semuanya mudah
berubah, dan mudah sekali terganggu, ketika ada luka atau trauma. Luka di
kepala bisa merusak kesadaran konseptual, ingatan dan penilaian. Ketika orang
mengira, bahwa kesembilan unsur ini sebagai kebenaran yang sesungguhnya, ia
jatuh pada kesalahan berpikir. Kesalahan berpikir lalu membuahkan penderitaan,
baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain.
Dalam kehidupan kita sehari-hari
kesadaran tidak hanya dibutuhkan untuk merencanakan perilaku kita saja, namun kemampuan
tersebut memberikan kita kemampuan untuk bertahan hidup yang lebih besar dalam
lingkungan kita. Ada beberapa fungsi kesadaran yang diungkapkan oleh Baars dan
Mc Govern (1996).
fungsi
yang pertama adalah fungsi konteks-setting,
yakni fungsi dimana sistem-sistem bekerja untuk mengidentifikasikan konteks dan
pengetahuan mengenai sebuah stimuli yang datang kedalam sebuah memori. Fungsi
ini berperan menjernihkan pemahaman mengenai stimulus yang bersangkutan.
Fungsi
kedua adalah adaptasi dan pembelajaran,
fungsi ini mengendalikan bahwa keterlibatan sadar diperlukan untuk menangani
informsi baru dengan sukses.
Fungsi
ketiga adalah prioritisasi dan
fungsi akses dimana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah
informasi yang tersedia di tingkat kesadaran.
Fungsi
keempat adalah fungsi rekrutmen dan
kontrol dimana kesadaran memasuki sistem motorik untuk menjalankan
tindakan-tindakan sadar.
Fungsi
yang kelima adalah fungsi pengambilan
keputusan dan fungsi eksekutif, fungsi ini berperan membawa informasi dan
sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan
penerapan kendali.
Fungsi
keenam adalah deteksi dan penyuntingan
kekeliruan, fungsi ini berfokus pada kesadaran yang memasuki sistem norma
kita sehingga kita dapat mengetahui saat kita membuat sesuatu kekeliruan.
Fungsi
yang ketujuh adalah monitor diri,
monitor diri dalam bentuk refleksi diri, percakapan internal, dan imagery, membantu kita mengendalikan
fungsi kesadaran dan fungsi tidak sadar dalam diri kita.
Fungsi
yang kedelapan adalah fungsi pengorganisasian
dan fleksibelitas, fungsi ini memungkinkan kita mengandalkan fungsi-fungsi
otomatis dalam situasi yang telah diprediksikan namun sekaligus memungkinkan
kita memasuki sumber-sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam
situasi-situasi yang tidak terduga.
DAFTAR PUSTAKA
Hastjarjo,
Dicky. 2005. Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness). Buletin Psikologi,
Volume 13, No. 2, Desember 2005 ISSN : 0854-7108.
Wattimena,
Reza A.A. 2017. PERSPEKTIF Dari Spiritualitas
Hidup sampai dengan Hubungan Antar Bangsa. Penerbit Maharsa: JOGJAKARTA
Solso, L. Robert, dkk . PSIKOLOGI
KOGNITIF EDISI KE-8 . Penerbit: ERLANGGA